Sunday, February 28, 2016

Antara Cinta dan Cita-cita

      Secara etimologi, cinta bermakna suka sekali dan sayang benar. Sedangkan cita-cita bermakna keinginan yang selalu ada dalam pikiran. Dari dua kata tersebut bisa kita ketahui bahwa keduanya berbeda dan tidak akan bisa dicapai dengan waktu yang bersamaan. Satu-satu alternatif untuk mencapai keduanya adalah mendahulukan salah satunya, akan tetapi sangat beresiko bila cinta didahulukan. Karena cinta mengandung racun yang belum ada penawarnya. Bukti riil-nya sudah sangat banyak, orang yang pacaran kemudian putus misalnya. Mereka akan merasakan sakit yang mendalam dalam lubuk hatinya. Bahkan terkadang sampai mengakhiri hidupnya sendiri, karena mereka berasumsi sudah tidak memiliki semangat hidup lagi. Oleh karena itu, cita-cita harus didahulukan ketimbang cinta. Meskipun cita-cita itu bersifat relatif, maka jangan sampai mempunyai cita-cita yang mustahil untuk dicapai.
        Dan dari makna terminologi cinta adalah perasaan suka yang lahir dari lubuk hati yang paling dalam, perlu ditekankan bahwa cinta itu ada bukan karena nafsu. Karena muda-mudi sekarang ini seringkali mengatas-namakan cinta, padahal itu bukan cinta akan tetapi hanya nafsu belaka. Sedangkan cita-cita adalah keinginan yang selalu berotasi dalam pikiran seseorang dan ingin dicapai, dengan tujuan agar menjadi orang yang berguna dan bermanfaat di masa mendatang. Mayoritas cita-cita anak sekarang hanya berhenti pada keinginan saja, mereka hanya bercita-cita saja tanpa adanya usaha keras untuk mewujudkannya. Sehingga banyak pengangguran yang belum jelas bertebaran disekitar kita. Pada mulanya, semua orang mempunyai cita-cita luhur yang sangat didambakan, akan tetapi tercapai dan tidaknya sebuah cita-cita tetap berotoritas pada individualisme. 
        Sungguh sempurna kebahagian seseorang jikalau cinta dan cita-citanya sudah dicapai. Tidak ada seorangpun yang ingin gagal dalam dua kata yang hampir sama ini, artinya semua orang menginginkannya. Maka usaha keras, kesungguhan, dan tekad yang kuat harus benar-benar ada dan selalu membara dalam hati. Prisnsip dan kesabaran juga harus dimiliki, karena tanpa keduanya akan mudah goyah dan putus asa. Dengan prinsip, dorongan kuat untuk mencapai sebuah keinginan akan selalu mengingatkan bahwa “cita-cita dan cinta harus aku capai”. Dengan kesabaran, kita akan tetap kokoh dan akan segera menepis bisikan negatif yang akan bermuara pada keputusasaan dan kegagalan. 

No comments:

Post a Comment